Tuesday 7 January 2014

Adik dan Darah

Dia yang menatap Hidup dengan sayu,
memandang tuhan dengan kelabu, merintih rintih tanpa suara,
dia yang merasa hidup adalah kesalahan besar,
menyudahi diri dengan kerdil ,
hari itu adalah dmana lantai memerah
berbekas setumpak darah,
menyimpan sejuta tanya para peziarah,
adik mengapa engkau begini,
adakah kakak membuat sedih ??
adakah ibu rantai bebasmu ??
atau ayah halang cintamu ???
adik doa kakak tetap padamu ,
cinta ibu tiada diragu
didik ayah pentingmu jua,

andai kau beri hidupmu satu kesempatan lagi,
biar dia berbicara pada jiwa,
bahwa ia indah bahwa Tuhan tak murka,
 sudahlah kau tlah tiada.

0 comments:

Post a Comment